Pisang merupakan salah satu komoditas buah
tropika yang tak sedikit digemari oleh masyarakat, bagus di Indonesia maupun
luar negeri. Pisang disamping untuk dimakan segar juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri olahan. Pisang Ambon adalah
salah satu pisang yang tergolong kelompok pisang yang bisa dimakan segar ( buah
meja ).
Pisang Ambon banyak diperdagangkan di pasar-pasar swalayan
maupun pasar tradisional yang tak sedikit diminati konsumen. Untuk
memperoleh buah pisang bermutu, dibutuhkan teknologi pembudidayaan yang
cocok yang diawali dengan penggunaan benih pisang bermutu. Pohon pisang waktu
ini sebagian besar umumnya terserang hama menular yaitu hama layu bagus layu
fusarium maupun bakteri.
Penggunaan benih berasal dari anakan berpeluang besar
bisa menularkan penyakit. Makanya dianjurkan penggunaan benih pisang asal
kultur jaringan. Teknik perbanyakan benih melewati kultur jaringan
adalah salah petunjuk untuk mendapat benih pisang yang bermutu dalam
jumlah besar dan leluasa penyakit. Teknik ini memiliki berbagai keuntungan
antara lain :
- Benih yang dihasilkan bersifat sama dengan induknya,
- Seragam dalam jumlah besar, tak memperlukan lahan yang luas dan leluasa penyakit. Makanya Balitbu Tropika bakal menggandakan bibit pisang dengan-cara kultur jaringan.
Keberhasilan perbanyakan benih pisang melewati kultur
jaringan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya :
a). media yang digunakan,
b). cara sterilisasi eksplan,
c). varietas tanaman,
d). sub kultur,
e). aklimatisasi dan lain sebagainya.
Masing – masing varietas pisang memiliki kandungan
fenol dan serat yang berbeda. Kandungan fenol pada eksplan
mempengaruhi pertumbuhan eksplan. Kandungan fenol tinggi bisa
memperlambat pertumbuhan eksplan. Pisang Ambon tergolong salah satu
varietas pisang memiliki kandungan fenol / getah rendah dan Kepok, Kepok
Tanjung dan Ketan tergolong varietas pisang yang memiliki kandungan fenol
tinggi ( Foto 1 ). Pohon yang kandungan fenolnya rendah
sterilisasinya lebih gampang dibandingkan pohon yang kandungan fenolnya tinggi.
Perbanyakan benih pisang melewati kultur jaringan
dilakukan melewati berbagai bagian kegiatan yakni: inisiasi, multiplikasi,
aklimatisasi hinggadiperoleh benih pisang siap tanam di lapang.
1. Tahap Inisiasi
Berikut ini rangkaian kegiatan dalam bagian inisiasi ;
a. Anakan
( eksplan ) pisang dikupas sampai-pada diameter ± 5 cm kemudian di cuci.
b. Eksplan
direndam dalam larutan fungisida (benlate) dengan dosis 1 gr/l dalamwaktu
10 menit.
c. Kemudian
eksplan direndam dalam larutan 70% Natrium hypoclorit dalamwaktu 10
menit.
d. Didalam
laminar eksplan dikupas pelepahnya hinggadiameter 1 cm kemudian
dicelupkan dalam larutan Natrium hypoklorit 8%.
e. Selanjutnya
eksplan dicelup dalam aquades steril, dibilas ascorbit acid dan
dikulturkan pada media inisiasi : media dasar MS + 2 ppm IAA + 5 ppm BAP +
30g/l sukrosa ( Foto 2 ).
f.
Setelah 1 bulan kemudian eksplan dibelah mejadi dua bagian
dan dipotong pelepahnya.
g. Eksplan
kemudian disubkultur ke media multiplikasi.
2. Tahap Multiplikasi dan Pengakaran
Media multiplikasi tunas adalah : media dasar MS + 2 ppm
IAA + 4 ppm BAP + 30 g/l gula. dan untuk pengakaran menggunakan_dengan
media dasar MS + 2 ppm IAA + 30 g/l gula. ). Subkultur pada media
multiplikasi dilakukan maksimal sebanyak 6 kali. (Gambar 3)
3. Tahap Aklimatisasi
Tahap aklimatisasi adalah bagian pengadaptasian
planlet dari lingkungan terkontrol ke lingkungan luar. Planlet dikeluarkan dari
botol dan dipisahkan satu persatu dan dicuci bersih. Selanjurnya daun
dikurangi (ditinggalkan 3 helai). Planlet yang telah bersih direndam dalam
larutan fungisida dengan konsentrasi 2 g/l dalamwaktu 30 detik, dianginkan
dan ditanam di media campuran tanah dengan arang sekam perbandingan
1:2 lalu disungkup dengan plastik transparan dalamwaktu 7-10 hari. Dua
minggu kemudian daun baru bakal tumbuh, planlet bisa dipindahkan ke polybag
dengan media tanah dan sekam 3 : 1.( Sumber : balitbu.litbang.pertanian.go.id )
ARTIKEL LAIN YANG MUNGKIN ANDA CARI