Tanaman
anggrek adalah tanaman yang banyak dibudidayakan dan memiliki kelamin ganda
(hermaprodit). Tanaman berkelamin ganda adalah tanaman yang memiliki serbuk
sari dan putik dalam satu bunga yang satu organ. Selaput yang memisahkan alat
kelamin jantan/serbuk sari dan betina/putik adalah selaput oprecolumn. Penyerbukan pada tanaman anggrek terjadi ketika organ
kelamin jantan (anther) menempel pada
organ kelamin betina (stigma) dan
membentuk style.
Tanaman
Anggrek dapat dikembangbiakkan secara vegetatif dan
generatif. Secara vegetatif tanaman anggrek dikembangbiakkan dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman seperti stek keiki, stek mata tunas,
dan stek batang sympodial (Hendrayono
2000 dalam Andayani 2007). Cara perbanyakan vegetatif secara
konvensional dianggap kurang menguntungkan karena diperlukan waktu lama untuk
memperoleh tanaman dalam jumlah banyak. Cara perbanyakan generatif dilakukan
dengan menggunakan biji yang secara genetis akan menghasilkan tanaman yang
beragam namun akan dihasilkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Biji pada
tanaman anggrek diperoleh melalui proses penyerbukan (polinasi) yang diikuti
dengan pembuahan.
Persilangan
pada tanaman anggrek tidak bisa terjadi secara alami kecuali pada jenis
anggrek tertentu, oleh karena anggrek memiliki struktur bunga yang khas dengan
kepala putik yang terletak didalam maka sulit terjangkau serangga. Penyerbukan
alami dengan bantuan angin juga jarang terjadi. Salah satu caranya adalah
penyerbukan dengan bantuan manusia. Penyerbukan dengan bantuan manusia
dilakukan melalui persilangan/hibridisasi. Persilangan ini dilakukan untuk
memperkaya keanekaragaman genetik pada tanaman anggrek. Persilangan anggrek ini
akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini.
Pollen (serbuk sari) dan putik bunga anggrek terdapat didalam
satu bunga, sedangkan sifat kelaminnya adalah monoandrae (kelamin jantan
dan betina terletak pada satu tempat) sehingga anggrek termasuk tanaman yang
mudah mengalami penyerbukan. Penyerbukan dapat terjadi secara tidak sengaja
oleh alam, misalnya serangga. Jatuhnya serbuk sari ke kepala putik akan
menyebabkan terjadinya penyerbukan. Proses ini lebih mudah terjadi pada tipe bunga
anggrek yang memiliki zat perekat pada putiknya (discus viscidis). Namun
demikian, agar penyerbukan dapat terjadi sesuai yang kita inginkan maka
penyerbukan dapat kita bantu menggunakan cara yang sederhana.
Mula-mula kita
perlu menyediakan peralatan. Alat yang digunakan adalah pinset kecil dan tusuk
gigi atau batang korek api. Untuk penanaman buah secara aseptik diperlukan
laminar, botolkultur, cawan petri, lampu bunsen, pinset, kertas, air, scalpel, korek
api, spidol untuk pelabelan, dan lampu neon 40 W untuk penerangan. Setelah itu
kita perlu melakukan pemilihan dan persiapan tanaman induk. Dasar dilakukannya
persilangan-persilangan adalah untuk memperoleh warna bunga dan bentuk bunga
yang unik, ketebalan mahkota bunga (ketahanan bunga dalam vas/vas life), keteraturan
susunan bunga dan wangi bunga. Dalam memilih bunga yang akan disilangkan harus
diperhatikan: (i) dari satu tangkai bunga maksimal 3 bunga
yang disilangkan agar energi hanya terfokus pada ketiga bunga tersebut, (ii) kuntum
bunga terbaik adalah kuntum kedua sampai keempat. Cara melakukan persilangan
anggrek adalah sebagai berikut: kuntum induk jantan anggrek diambil tepung
sarinya dengan menggunakan tusuk gigi yang bersih. Tepung sari yang terbungkus
kotak sari terletak di pusat bunga, berwarna kuning. Kotak sari dicungkil pelan
sampai tepung sarinya menempel pada alat yang dipakai, kemudian tepung sari
dibawa ke induk betina, yaitu menuju lekukan berlendir yang letaknya persis
dibawah kotak sari. Tepung sari induk jantan dilekatkan secara sempurna pada
putik induk betina, sementara itu tepung sari induk betina dibuang agar
persilangannya murni. Sampai langkah ini perkawinan sudah berlangsung. Setelah
itu, tanaman diberi label tetua betina x tetua jantan, tanggal penyilangan dan
kode penyilang.
Setelah
dilakukan persilangan, perlu diadakan pengamatan penunjang antara lain
terhadap: bentuk buah pada minggu ke-12 setelah persilangan dan warna buah pada
minggu ke-12 setelah persilangan. Adapula pengamatan utama, pengamatan utama
yang akan dilakukan antara lain: Persentase keberhasilan persilangan antar
genus/jenis dan dalam genus/jenis itu sendiri (%), diameter buah pada minggu
keempat setelah persilangan (cm), diameter buah pada minggu ke-12 setelah
persilangan (cm), panjang buah pada minggu keempat setelah
persilangan (cm), panjang buah pada minggu ke-12 setelah persilangan (cm).
Setelah itu buah yang telah masak dapat ditumbuhkan melalui teknik kultur
jaringan sederhana untuk memperoleh tanaman anggrek yang kita inginkan.
Demikianlah bagaimana cara melakukan persilangan anggrek.
Semoga
bermanfaat.
Referensi
|
·
Andayani,
N, 2007, Pengaruh Waktu
Pollinasi terhadap
Keberhasilan Persilangan Anggrek Dendrobium. Buletin Ilmiah Instiper 14 (2):14-21.
·
Damayanti,
F. 2006. Laporan Akhir Program Hibah
Kompetisi (PHK) A3: Pembentukan Beberapa Hibrida Anggrek serta Pengaruh
Beberapa Media Perkecambahan dan Media Perbanyakan Cepat secara In Vitro pada
Beberapa Anggrek Hibrida. Bandung: Jurusan Budidaya Pertanian,
Universitas Padjajaran.
·
Hendaryono, 2000, Pembibitan Anggrek dalam Botol. Yogyakarta: Kanisius.
·
Kartikaningrum,
S., Dyah W., Yusdar H., Nina S., dan RW Prasetio
2007. Laporan Akhir: Koleksi,
Karakterisasi dan Konservasi In Vivo Plasma Nutfah Anggrek. Segunung:
Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian.
·
Kartohadiprodjo,
N.S. dan Gandhi P, 2010, Asyiknya
Memelihara Anggrek. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
·
Qodriyah, Laily, 2005, Teknik Hibridisasi Anggrek Tanah Songkok
(Spathoglottisplicata). Buletin
Teknik Pertanian. 10(2):76-82.
|
Artikel ini disalin dari:
ARTIKEL LAIN YANG MUNGKIN ANDA CARI