Arwana super merah (Scleropages formosus) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Eksploitasi berlebihan ikan ini telah mengakibatkan dimasukkannya ke dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah. Mengingat nilai ekonominya yang besar, perdagangan ikan ini tetap diperbolehkan asalkan dari generasi F3 tidak di penangkaran. Oleh karena itu, peran budidaya sangat besar pengaruhnya terhadap keberlangsungan pelestarian dan pemanfaatan Arwana Super Red. Pembibitan
Pembenihan arwana super red memerlukan keahlian yang memadai dalam penyiapan wadah, pemeliharaan induk, pemanenan dan pemeliharaan larva dan larva, pengelolaan kualitas air dan pengelolaan penyakit. Dengan perawatan yang tepat, wadah akan menghasilkan produk yang berkualitas dan mengurangi tingkat penyakit dan kematian ikan. Selain itu, indukan harus dipelihara dengan baik karena akan menentukan keberhasilan pemijahan dan inkubasi larva.
2. Ciri-ciri Arwana Super Red
Ada beberapa ciri yang dapat dijadikan pedoman untuk membedakan jantan dan betina yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Morfologi Jantan dan Betina Ikan Arwana Super Red
Jantan | Betina |
Mulut lebih lebar | Mulut lebih keceil |
Pipi lebih besar | Pipi lebih kecil |
Badan lebih ramping | Badan agak gemuk |
3. Tahapan inkubasi
3.1. Persiapan Kolam
Kolam dikeringkan terlebih dahulu, kemudian lumpur kolam dihilangkan dengan pengaliran air bertekanan tinggi. Setelah itu, struktur tambak seperti trotoar yang rusak, tanggul, pintu masuk dan keluar diperbaiki. Kolam overhaul diisi dengan pasir hingga 0,2 l/m3 untuk meningkatkan alkalinitas, yang berfungsi sebagai penyangga pH air. Setelah kolam terisi air, ditambahkan
8 gram/m3 soda kue untuk menaikkan pH, dan dibiarkan selama 1 tahun untuk kolam baru dan 1 minggu untuk kolam lama. Kemudian kembali keringkan kolam dan tambahkan kapur dengan 96g/m3 dan 19.2g/m3 pupuk kandang, lalu rendam lagi selama 2 bulan untuk kolam baru dan 1 minggu untuk kolam lama.
3.2. Menebar induk
Sebelum menebar induk, induk diadaptasikan terlebih dahulu agar tidak stres oleh kondisi lingkungan baru, terutama parameter suhu dan pH air. Bibit tetua di tambak adalah tetua dengan kriteria baik seperti sehat, bebas cacat dan berumur di atas
tahun. Proses aklimatisasi dilakukan dengan cara menjatuhkan ikan yang terbungkus plastik ke dalam kolam dengan posisi mengambang selama 15 menit, kemudian secara bertahap menambahkan air dari kolam ke dalam wadah plastik agar ikan terbiasa dengan lingkungan baru. Ikan-ikan tersebut kemudian dilepaskan kembali secara perlahan ke dalam kolam. Induk udang ditebar ke dalam tambak dengan padat tebar 710 ekor per 100 m2. Dalam produksi ternak, rasio ideal induk jantan dan betina adalah 1:1.
.3.3. Parent Care
Induk Arwana Super Red curah dikembangbiakkan dalam wadah. Pemeliharaan Arwana Super Red meliputi pemberian pakan, pengelolaan kualitas air dan pemeriksaan kesehatan ikan.
3.4. Pemberian Induk
Pakan setiap 12 hari pada sore hari berupa kodok atau udang lapang. Cara pemberian pakan induk adalah kombinasi antara restriksi (jumlah pakan 1,25 bobot badan ikan) dan full feeding (pemberian pakan sebanyak mungkin). Jumlah pakan yang ditambahkan harus sesuai dengan kebutuhan ikan karena pemberian pakan yang berlebihan akan menurunkan kualitas air akibat pencemaran bahan organik dan sisa pakan akan menjadi racun bagi ikan dan menjadi tempat berkembang biaknya penyakit. Kurangnya asupan makanan akan menyebabkan proses pemijahan terganggu atau terhenti, bahkan telur yang sedang berkembang dapat diserap kembali oleh induk untuk menggantikan sumber energi.
. Pengelolaan kualitas air di kolam induk
Pengelolaan kualitas air di pemeliharaan induk dilakukan dengan menjaga pH antara 5,5 dan 6,5 dengan perubahan air secara teratur hingga
060 ri dari total air kolam tiga kali sekaligus. tujuh hari atau menyesuaikan diri dengan kualitas air kolam renang. Perubahan air juga tergantung pada kualitas air sungai Kapuas, jika kualitas air sungai memburuk karena hujan deras, air surut atau musim kemarau yang panjang menyebabkan pH menurun dan air menjadi keruh, maka air perubahan harus diubah, ditunda sampai kualitas air sungai membaik. Jika dalam waktu lama kualitas air sungai tidak membaik sedangkan kualitas air tambak berada pada level kritis, disarankan untuk mengganti air dengan menggunakan air dari reservoir.
5. Pemeriksaan kesehatan induk
Kesehatan induk yang dipelihara di kolam dipantau setiap hari dengan pengamatan dari stasiun pemantau atau dari posisi yang sedikit lebih tinggi di dekat kolam. Jika ikan tampak sakit, perlu mengeluarkan ikan dari kolam dan mengisolasi agar penyakit tidak menyebar ke ikan lain dan melakukan pengobatan untuk ikan tersebut.
6. Induk pemijahan arwana
Pemijahan arwana secara massal, berasal dari teknik pemijahan alami, dengan mempertemukan induk jantan dan betina dalam suatu komunitas di dalam kolam pemijahan dengan perbandingan satu jantan dan satu betina. Arwana merupakan ikan yang memiliki masa pematangan telur yang lama, sekitar 8 bulan. Ikan ini juga merupakan ikan ovipar, mengerami telur di mulut induknya sampai menetas dan betina mampu berenang dan mencari makan sendiri dengan sempurna.
7. Pemantauan Induk Mengeram
Pemantauan induk yang mengeram dilakukan pada malam hari dengan bantuan cahaya lampu halogen. Pada malam hari ikan Arwana cenderung untuk mengapung di permukaan dan ikan ini memiliki sifat fototaksis positif (menghampiri cahaya). Induk jantan yang mengeram dapat ditandai dari menggembungnya rahang bagian bawah. Pada umumnya panen larva dapat dilakukan
0 hari sejak induk ditemukan mengeram. Selama
0 hari tesebut ikan yang mengeram dipantau terus menerus karena ada kemungkinan ikan membuang telur yang dierami disebabkan tekanan dari ikan lain, persaingan teritorial atau insting memelihara anak yang belum berkembang.
8. Pemanenan jentik
Pemanenan dilakukan dengan cara menangkap semua ikan di dalam kolam dengan jumlah minimal 6 orang. Ikan yang baru ditangkap diseleksi oleh pemilik tambak untuk menetaskan telur. Setelah melihat ikan mengerami telur dikeluarkan dari mulut induknya dengan cara memutar kepala ikan untuk menenangkan ikan, kemudian membuka mulut ikan dengan cara dipukul-pukul agar larva keluar dari mulut induknya. . Arwana dewasa adalah ikan yang agresif, artinya jika merasa terganggu akan melompat ke permukaan. Jika induk arwana melompat ke badan, maka akan mengakibatkan luka yang fatal. Oleh karena itu, proses pemanenan larva arwana perlu dilakukan dengan hati-hati dan dengan konsentrasi yang tinggi.
9. Persiapan inkubator dan tangki
Inkubator digunakan untuk membesarkan larva sampai kuning telur habis. Alat ini hadir dalam bentuk akuarium berukuran 30 x 30 x 20 cm yang disesuaikan dengan kondisi serupa di mulut induk. Dalam inkubator, arus buatan disediakan dengan memasang pipa berlubang persegi panjang di inkubator. Arus listrik dihasilkan oleh pompa yang dihubungkan dengan pipa. Air yang digunakan di hatchery adalah air sungai yang diendapkan sebagai standar kualitas air yang sama dengan kualitas air tambak. Dikhawatirkan menggunakan air yang telah diolah dengan larva dapat menyebabkan iritasi akibat sisa klorin. Untuk menghindari perubahan kualitas air secara tiba-tiba di dalam inkubator, air disimpan di akuarium besar, kemudian ditempatkan di baskom air akuarium. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam persiapan inkubator adalah menyiapkan dan membersihkan semua peralatan berupa akuarium besar berukuran 50 x 35 x 20 cm, inkubator, tabung berlubang, pompa (Aquilla P9501300) L/jam), aerasi , pemanas air (water heater) dan sistem filtrasi. Setelah semua bahan siap, unit dirakit dengan merakit sistem filter, kemudian menempatkan pipa berlubang ke dalam akuarium besar. Alternatifnya, inkubator diletakkan pada pipa, kemudian pompa dipasang pada pipa di inkubator. Setelah semua sistem terpasang, akuarium besar diisi air sampai tangki inkubasi terendam 10 cm. Langkah terakhir adalah pemasangan sistem ventilasi dan pemanas. Setelah sistem disesuaikan selama satu hari, inkubator siap digunakan untuk pemeliharaan larva.
10. Distribusi larva
Sebelum penebaran, larva dipindahkan untuk menghindari stres larva karena perubahan kualitas air yang tiba-tiba. Proses aklimatisasi dilakukan dengan cara meletakkan larva di dalam plastik, kemudian resin mengapung di atas air selama kurang lebih 5 menit atau sampai embun air yang ada di dalam resin hilang, hal ini menunjukkan bahwa suhu di dalam tangki kultur sama dengan suhu di dalam tangki kultur. plastik. Kemudian, buka plastik dan tambahkan air ke akuarium secara bertahap agar ikan tidak stres karena perubahan sifat kimia air. Langkah terakhir adalah mencelupkan nilon dan membiarkan larva keluar dari plastik dengan sendirinya.
11. Pemeliharaan larva dan benih
Larva yang diambil dari mulut induknya juga dikenal sebagai larva prematur. Larva biasanya sangat lemah karena belum bisa berenang bebas dan suplai nutrisinya masih bergantung pada kuning telur. Oleh karena itu, larva yang dilepaskan harus ditempatkan dalam inkubator untuk pengawetan. Ketika larva sudah dapat berenang atau berumur sekitar 1821 hari setelah panen, larva dipindahkan ke tangki kultur hingga mencapai ukuran 1115 cm. Selama pemeliharaan larva dilakukan pengelolaan kualitas air dan pemberian pakan.
12. Pengelolaan Kualitas Air Inkubator Larva
Pengelolaan kualitas air di pembibitan dan tangki dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan filter fisik dan menggantinya dengan air biasa. Dalam sistem inkubator dan tangki, air setiap hari berubah hingga 30-50% di pagi hari. Air yang dimasukkan ke dalam inkubator adalah air sungai yang telah diendapkan dan disaring terus menerus selama minimal 3 hari.
13. Pemberian pakan larva
Pemberian pakan larva dilakukan
kali sehari yaitu pada pukul 07.00; 10:00.; 13.00 dan 16.30 Larva yang mulai kekurangan kuning telur sampai umur 3 minggu diberi pakan cacing beku (Chironomus sp.) secara ad satiation. Sedangkan untuk ikan yang kemampuan berenangnya sempurna diberi makanan seperti katak, jangkrik, ulat hongkong tergantung seberapa penuh mulut ikan (makan sepuasnya).
14. Biaya
Harga arwana dimaksudkan untuk memberikan identifikasi kepada ikan untuk keperluan sertifikasi karena ikan tersebut adalah hewan yang dilindungi dan perdagangannya harus dikendalikan. Pencacahan dilakukan pada ikan dengan ukuran minimal 12 cm. Chip yang dimasukkan harus steril untuk menghindari infeksi. Keripik dimasukkan dengan injektor pada sisik punggung ketiga ujung kanan ikan di bagian daging yang paling tebal.
15. Penyakit dan kesehatan arwana super red
Penyakit merupakan kendala teknis dalam pemeliharaan arwana. Beberapa penyakit yang sering muncul saat beternak arwana adalah telur pecah, sisik, kutu bulat, kutu jarum dan katarak.
Telur busuk atau telur busuk hanya terjadi pada larva yang masih membawa kantung kuning telur, karena berbagai penyebab seperti infeksi bakteri dan jamur atau penurunan kualitas air saat telur masuk ke mulut dari induknya.
• Perawatan telur busuk meliputi pemotongan kuning telur dan pemberian antibiotik oksitetrasiklin dan sulfadiazin (5 ppm) sebelum pemotongan.
Hibiscus adalah penyakit dengan gejala terbuka antara sisik. Penyakit ini sering terjadi dalam bentuk stres yang disebabkan oleh penurunan suhu secara tiba-tiba.
• Perlakuan selama pertumbuhan sisik ikan yang ditumbuhkan dalam air yang direndam dalam tetrasiklin (20 ppm) Acriflavin® (5ppm) dengan cara perendaman lama (long immersion).
Katarak ditandai dengan mata ikan seperti kabut.
• Cara pengobatannya adalah dengan merendam ikan dalam oxytetracycline (20 ppm) dan garam (0,5 ppt) dalam waktu yang lama.
Ini Sahabat Tani, deskripsi singkat SHARING ARWANA SUPER RED (Scleropages formosus).
Semoga artikel IKAN ARWANA SUPER MERAH (Scleropages formosus) yang saya bagikan pada hari Senin tanggal 23 Mei 2022 ini dapat bermanfaat untuk sobat semua. Oke sekian.... Sampai jumpa di postingan selanjutnya.
ARTIKEL LAIN YANG MUNGKIN ANDA CARI